Menanam padi hidroponik bisa menjadi solusi pertanian modern untuk budidaya padi, tanpa harus memiliki sawah atau lahan yang mencukupi. Melalui sistem hidroponik ini, siapa saja dapat membudidayakan padi, tanpa harus memiliki sawah yang dirasa sangat mahal. Di samping itu, metode hidroponik juga cocok bagi petani yang tinggal di perkotaan dan tidak memiliki lahan pertanian atau persawahan.

Keuntungan Menanam Padi Hidroponik bagi Petani
Budidaya padi dengan cara hidroponik memanfaatkan paralon atau wadah sejenisnya, sebagai tempat untuk melakukan penanaman. Melalui metode ini, petani dapat membudidayakan padi di mana saja, tanpa perlu membeli sawah atau lahan.
Membudidayakan padi dengan sistem hidroponik memberikan banyak keuntungan bagi para petani modern, diantaranya adalah sebagai berikut.
Biaya Pengelolaan Lebih Minim
Pada dasarnya, budidaya padi dengan cara konvensional di sawah membutuhkan biaya yang cenderung besar. Pasalnya, dalam proses budidaya ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Misalnya seperti mengolah lahan dengan traktor, penanaman, pembersihan dari gulma, pembelian pupuk maupun pestisida, pembelian alat seperti cangkul, dan lainnya. Dengan metode hidroponik, petani dapat menghemat biaya penanaman, karena budidaya padi tidak membutuhkan banyak persiapan, seperti pada pertanian konvensional umumnya.
Tidak Memerlukan Banyak Pupuk
Secara umum, budidaya padi dengan sistem hidroponik tidak membutuhkan banyak pupuk. Dalam hal ini, petani dapat memanfaatkan nutrisi A dan B yang dapat dibeli dengan harga relatif terjangkau.
Menurut video dari channel YouTube Garta Production, menanam padi hidroponik tidak membutuhkan banyak pupuk. Petani bisa menggunakan nutrisi A dan B yang biasanya digunakan untuk tanaman hidoponik lainnya. Berbeda dengan sawah, metode ini tidak membutuhkan pupuk seperti urea, ponska, atau pun sp36. Cukup nutrisi A dan B untuk membuat tanaman tumbuh dengan subur.
Bebas Hama
Keuntungan sistem hidroponik lainnya, yaitu memiliki keamanan yang tinggi dari serangan hama. Biasanya, cara menanam dengan paralon akan memudahkan petani dalam mengendalikan berbagai serangan hama, seperti tikus.
Di samping itu, sistem hidroponik juga dapat mencegah datangnya hama lain yang dapat menyebabkan kegagalan panen. Misalnya seperti hama kupu-kupu putih, wereng, dan walang sangit.
Cara Budidaya dengan Hidroponik
Cara menanam padi hidroponik juga cukup mudah seperti berikut:
1. Membuat Kebun Hidroponik
Cara pertama yaitu membuat taman atau kebun hidroponik menggunakan paralon baik dengan sistem Wick, NFT, atau DFT. Dalam hal ini, pastikan jarak antar tanaman tidak terlalu rapat, agar padi bisa tumbuh secara maksimal tanpa terganggu.
2. Persiapan Benih Padi
Langkah selanjutnya yaitu dengan menyiapkan benih agar siap tanam. Caranya, rendam benih padi dalam air secukupnya selama 1 hingga 2 hari. Kemudian, angkat dan berikan fungisida serta insektisida khusus benih, agar terbebas dari hama dan penyakit. Setelah itu, simpan benih di tempat yang teduh selama 2 hari hingga tumbuh tunas.
3. Menanam
Cara menanam padi hidroponik selanjutnya, yaitu dengan melakukan penanaman menggunakan media tanam tanah, rockwool, maupun media lainnya. Langkah ini dapat dilakukan setelah muncul tunas pada benih padi. Petani dapat melakukan proses tersebut secara mandiri, agar lebih hemat biaya.
4. Perawatan
Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan perawatan seperti pemberian pupuk dan insektisida. Selain itu, bangunlah rumah plastik untuk melindungi tanaman dari hama yang berdatangan.
5. Pemanenan
Setelah padi berbuah dan tua, langkah selanjutnya yaitu melakukan pemanenan. Karena tidak melakukan penanaman di sawah, tentu proses panen menjadi lebih mudah, cepat, dan bersih.
Menanam padi hidroponik memang menjadi solusi yang menarik bagi siapa saja yang ingin bertani, namun tidak memiliki sawah atau lahan. Dengan metode ini, proses bertani menjadi lebih mudah dan peluang gagal panen menjadi lebih kecil. Petani pun bisa merasakan berbagai kelebihan yang memang sangat menguntungkan./Siti